SenangMenggapai Cita-Cita Bersama Sahabat Cerpen Karangan: Dinda Tiara Dewi Kategori: Cerpen Persahabatan Lolos moderasi pada: 20 February 2013. Pagi hari begitu cerahnya. Bella Kielastie Ramadhan yang akan berangkat ke sekolah barunya, ditemani oleh sang ayah untuk berangkat ke sekolah barunya itu, di jalan ia bertemu dengan sahabat sejatinya sejak dari TK (Taman Kanak-kanak), ia tak ingin
MELEWATI BERBAGAI RINTANGAN UNTUK MENGGAPAI MIMPI, HARAPAN DAN CITA-CITA Oleh Fadhilah Nainggolan* Setiap manusia pasti memiliki banyak mimpi, harapan dan cita-cita dalam menjalani kehidupannya. Setiap langkah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan setiap aktivitas dijadikan motivasi dalam menggapai impiannya. Menjadi yang lebih baik lagi, serta menggenggam kesuksesan di masa depan adalah impian terbesar setiap manusia. Kehidupan yang sulit, hidup yang dihadapi penuh dengan lika-liku, menjadi orang kalangan bawah, bukanlah menjadi penghalang bagi saya untuk menggapai banyak impian,harapan dan cita-cita yang sejakkecil sudah saya impikan. Saya seorang gadis remaja yang mempunyai impian begitu besar, impian yang tak kalah hebatnya dengan orang sukses lainnya di luar sana. Kelak ketika saya dewasa saya ingin menjadi orang yang berhasil, orang yang memiliki masa depan yang cemerlang, dapat berguna bagi orang lain, serta menggapai salah satu tujuan yang begitu mulia yang pastinya dimiliki setiap anak yaitu membahagiakan orang tua di masa tua nya kelak. Berasal dari keluarga yang sangat sederhana di sebuah perkampungan yang semua masyarakatnya dari berbagai macam golongan dan berbagai kriteria sikap dan kepribadian. Di kampung inilah saya, ibu, dan 2 saudara kandung saya menjalani pahitnya kehidupan. Sejak kecil saya sudah diajarkan sulitnya mencari uang oleh seorang ibu yang begitu luar biasa tanggung jawabnya. Di kampung saya ini banyak dijumpai anak kecil yang seusia dengan saya yang mana mereka memiliki banyak waktu untuk bermain setelah pulang sekolah. Namun, hal itu berbeda dengasn saya. Sejak duduk di bangku SD saya mencari uang bersama dengan ibu. kami bekerja sebagai pemulung pengutip barang-barang bekas. Memulung memang pekerjaan yang rendah dan terhina. Namun, saya tak merasa malu karena mulung adalah pekerjaan yang halal. Mungkin karna usia saya yang masih terlalu kecil sehingga saya belum mengerti apa arti kata malu. Saya menjalani aktivitas ini dengan penuh semangat. Berjalan di pinggiran jalan dengan terik panasnya sinar matahari, sinarnya yang begitu dahsyat dapat membakar kulit halus seorang anak yang semangatnya berkobar-kobar seperti api. Seorang anak kecil yang perasaannya masih labil dan tidak tetap. Terkadang saya malu dan merasa sedih ketika banyak teman yang menggatakan saya sebagai pemulung atau tukang botot. Tetapi ketika anak-anak yang orangtuanya lengkap dan hidup dengan serba kecukupan mengatakan seperti itu, saya hanya diam dan mengadu di pangkuan ibu saya. Bahkan ketika saya mulung saat itu saya melihat ada banyak teman yang sedang asyik bermain secepatnya saya berlari mencari tempat sembunyi agar mereka tidak melihat. Walau memulung bukan berarti saya meninggalkan tugas sebagai pelajar. Saya harus tetap belajar, mendapatkan nilai rapot yang baik dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama SMP di salah satu sekolah negeri yang telah menjadi salah satu sekolah favorit di daerah kampung saya adalah mimpi dan harapan ketika saya masih SD. Saya menamatkan SD pada tahun 2008, dan pada saat itu NEM yang saya terima tidak memungkinkan saya untuk masuk ke SMP favorit itu. Hal ini mungkin karena saya bukan termasuk salah satu siswi yang pintar, siswi yang tidak memiliki prestasi yang bagus di masa sekolah SD dulu. Namun, karena besarnya harapan saya untuk bersekolah di SMP itu, lagi-lagi ibu saya berusaha sebisa mungkin agar anaknya bisa menjadi salah satu siswi di sekolah favorit. Akhirnya, dengan usaha seorang ibu, saya dapat masuk ke sekolah itu dengan jalan membeli bangku tambahan. Begitu besar pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Kasih sayang ibu sepanjang jalan yang tiada putusnya. Menjalani hari-hari menjadi seorang siswi SMP. Saya tak meninggalkan aktivitas sebagai pemulung. Namun, dengan bertambahnya usia rasa malu saya mulai timbul dan saya mengerti apa arti kata malu. Dengan usia yang mulai beranjak remaja saya sudah mengerti betapa besarnya peran dan tanggung jawab ibu dalam keluarga kecil kami. Beliau seorang ibu sekaligus seorang Ayah, beliau yang bekerja sendiri karna sejak saya SD Ayah dan ibu sudah bercerai. Ayah meninggalkan kami tanpa memikirkan anak-anaknya yang masih membutuhkan banyak biaya dan kasih sayang serta perhatian darinya. Di samping sebagai pemulung, ibu saya juga bekerja sebagai buruh rumah tangga di rumah-rumah orang berada. Terkadang di waktu libur saya membantu ibu menyelesaikan tugasnya agar cepat selesai dan kami dapat melakukan aktivitas lainnya. Bagi saya waktu adalah uang, setiap menitnya waktu yang terbuang sama saja kita membuang atau menghamburkan uang begitu saja. Orang mana yang mau membuang uangnya begitu saja. Dan waktu adalah pedang, jika kita lalai dalam waktu maka pedang itu sendiri yang akan menebas kita. Jalanilah kehidupan ini dengan segala aktivitas yang bermanfaat dan positif, jangan sia-siakan waktu mengalir begitu saja tanpa menghasilkan manfaat bagi kita dan orang lain. Salah satu SMA negeri yang menjadi favorit semua orang di kalangan itu menjadi motivasi saya untuk lebih giat belajar. Salah satu sekolah yang melahirkan siswa siswi berprestasi dan menghasilkan generasi masa depan yang kelak bermanfaat bagi bangsa dan negara. Hanya dengan generasi muda yang cerdas dan berprestasilah bangsa dan negara ini akan tetap kokoh, masa depan bangsa dan Negara di tangan generasi emas Indonesia. Menjadi seorang wanita bukan berarti kita lemah dan tak dapat membela diri sendiri serta orang lain, maka saya bermimpi untuk mengikuti kegiatan karate. Mimpi itu tercapai, saya mengikutinya di masa SMP hingga akhirnya pengangkatan atau penaikan sabuk yang diadakan antar sekolah satu kabupaten dan saat itu juga saya menyandang sabuk hijau. Karena dalam hidup ini saya tanamkan prinsip jika kita ada kemauan pasti ada jalan. Niatkan semua yang kita impikan dan berusaha lah pasti ada jalan untuk kita. Di masa SMA saya dan ibu meninggalkan kerjaan mulung dan kami membuka pekerjaan baru yaitu berjualan . setiap hari saya membawa berbagai makanan untuk dijual ke kawan-kawan sekolah sedangkan ibu berjualan sarapan pagi. Di masa SMA inilah saya mulai merajut cita-cita saya. Menjadi seorang direktur BUMN dan di samping itu menjadi seorang pengusaha. Jika dilihat dari keadaan keluarga saya memang tidak mungkin seorang gadis pemulung dan seorang penjual makanan jadi seorang direktur dan pengusaha. Namun saya menutup rapat-rapat tirai masa lalu itu, saya harus tetap berusaha seperti pepatah mengatakan “ MAN JADDA WAJADA “ siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapat. Program studi ilmu sosial adalah pilihan yang saya ambil ketika saya SMA. Di masa SMA ini pula saya mulai memupuk rasa cinta saya terhadap membaca. Banyak sekali buku yang disediakan oleh perpustakaan sekolah yang dapat mendatangkan ilmu. Karena buku adalah jendela ilmu dengan membaca kita mengetahui perkembangan dunia. Semua kerja keras saya ini saya lakukan dengan sungguh-sungguh demi mencapai impian saya yang selanjutnya yaitu melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi. Dalam keadaan ini saya ingin sekali merasakan suasana kuliah, tapi saya berpikir apa saya bisa? Sedangkan keadaan keluarga saya seperti ini. Jangankan untuk kuliah, untuk biaya SMA saja saya dan ibu harus kerja keras dengan dibantu berbagai jenis bantuan dari sekolah. Namun kata putus asa tidak ada pada diri saya , saya harus tetap bersungguh-sunguh dan terus bersabar. Kaerna menurut buku yang pernah saya baca mengatakan “MAN SHABARA ZHAFIRA” siapa yang sabar pasti akan beruntung. Saya bersabar menjalani hidup ini karna saya yakin bahwa nantinya saya akan memetik buah keberuntungan. Dengan kerja keras saya di SMA saya pernah mengikuti Olimpiade Geografi tingkat kabupaten meskipun hasilnya tak menyandang juara. Cerita dan berita mengenai perguruan tinggi sedang ramai diperbincangkan di sekolah. Sampai akhirnya ada berita mengenai beasiswa BIDIKMISI. Senang mendengarnya karena dengan beasiswa ini mungkin saya akan bisa melanjutkan kuliah. Dan akhirnya saya mencoba untuk mengambil beasiswa itu. Hari terus berlalu sampai pada akhirnya dengan mengucapkan rasa syukur dan terimakasi kepada Tuhan, pada waktu pengumuman dengan rasa tak percaya tapi inilah nyatanya, ternyata saya diterima di USU dengan program studi EKONOMI PEMBANGUNAN. Ibu dan 2 saudara saya sangat bangga, namun di sisi lain banyak pula orang yang mengatakan ini dan itu , salah satu perkataan mereka yang tak pernah saya lupakan yaitu “Apa bisa anak tukang jualan sarapan, cuma ibunya yang bekerja cari uang mau kuliah ke USU di kota Medan?“ Namun saya dan ibu tidak ada mengambil sedikit pun respon dari perkataan mereka. Begitulah orang ketika kita senang ada orang yang sedih karna tidak senang dengan kesenangan kita. Aristoteles pernah berkata “Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu, ketika kamu gagal kamu akhirnya tahu siapa teman-temanmu”. Gerbang kesuksesan yang telah terbuka sedikit demi sedikit bisa saja akan tertutup jika saya lalai dan menghiraukannya. Akan saya jalani hidup ini dan terus membuka lebar gerbang itu agar saya masuk pada ruang kesuksesan itu, biar orang berkata apa pun itu yang penting akan saya buktikan kepada mereka bahwa saya bisa. Saya pergi untuk kembali, pergi kota Medan dan kembali dengan membawa mimpi dan cita-cita yang sudah saya dapatkan. Mimpi yang besar akan membuat saya bersungguh-sungguh, meskipun hidup yang dilewati banyak keterbatasan. Ada cahaya terang yang menghiasi jalan kita menuju semua impian itu. Mimpi dan harapan yang besar akan menjadi motivasi kita untuk tetap tegar, tataplah masa depan mu yang cerah yang telah lama menunggu kedatangan mu. masa depan yang cerah tidak akan pergi, jika kita memiliki tekad yang kuat untuk datang menggapainya. RPPyang saya unggah adalah RPP kelas 4 semester 2 yaitu Tema 4 Cita - citaku, Subtema 3 tentang Giat Menggapai Cita-cita. Dan dalam RPP ini mencakup 2 mata pelajaran Bahasa indonesai dan IPA. Dalam RPP ini mengajak anak-anak agar supaya lebih dekat dengan alam semesta dan bagaiamana cara menjaga alam ini. Laporkan. Skip to content Skip to blog sidebar Kisah Inspiratif Tentang Cita-Cita – Gantungkan cita-cita mu setinggi langit, karena cita-cita merupakan motivasi bagi seseorang untuk lebih giat dan tekun untuk belajar agar apa yang diimpikan dapat terwujud. Sewaktu mulai belajar berbicara hingga beranjak kanak-kanak dan mulai memasuki usia sekolah, biasanya orang tua atau guru kita disekolah sering menanyakan cita-cita ke pada kita. Kita sangat bersemangat untuk menjawab, terungkaplah dari mulut seorang anak cita-cita yang sangat indah terdengar, mulai dari Guru, Polisi, Insinyur, Bupati, Gubernur hingga Presiden. Namun, tahukah Anda bahwa hanya sedikit dari kita yang bisa menggapai cita-cita yang diucapkan sejak masih belia. Penyebabnya berbagai macam, ada yang mengubah cita-citanya sewaktu beranjak dewasa seiring perjalanan hidupnya, ada yang terlanjur berkarya, ada pula tanpa kesengajaan dan yang lebih ironis adalah tidak berani untuk mewujudkan cita-cita. Memang cita-cita yang diucapkan pada waktu masih kanak-kanak bukan cerminan, akan tetapi dari situlah mental seseorang mulai dibentuk dan jika orang tua mampu untuk membina dan mengarahkan minat anak, tentu apa yang di cita-citakan akan tercapai. Selain orang tua, yang berperan penting dalam mencapai cita-cita adalah diri pribadi sebab jika dari dalam diri tidak ada niat yang kuat, kurang kepercayaan, tidak tekun dan mudah menyerah maka sudah bisa dipastikan cita-cita hanya angan belaka. Berikut ini ada sebuah kisah menarik yang patut untuk kita simak dan renungkan dan Saya meyakini bahwa Anda akan mendapatkan Inspirasi dari Kisah ini Peta Harta Karun Alkisah seorang pria menemukan peta harta karun yang berada dalam botol. Karena ketidak percayaannya, hingga akhirnya ia pun membuang botol itu ke laut. Beberapa saat kemudian, ada orang lain yang menemukan peta itu. Pada awalnya ia mengikuti petuntujuk dalam peta itu. Namun, ketika ia berjalan lebih jauh menuju arah yang ditunjukan dalam peta itu, ia mulai ragu dan berkata dalam hati ini pasti hanya jebakan. Ia pun membuang botol itu. Tidak lama kemudian, ada orang lain lagi yang menemukan peta itu. Ketika melihat petunjuk dalam peta yang mengharuskannya untuk pergi sejauh 30 meter dari pinggir pantai, ia menyewa sebuah perahu dan pergi ke tempat itu. Akan tetapi ketika melihat petunjuk bahwa ia harus menyelam ke dasar laut, ia menyerah dan pergi lalu ia pun membuang peta itu. Peta harta karun itu pun akhirnya diambil oleh orang ke empat. Ketika membaca petunjuk pada peta, ia segera menyewa perahu sekaligus dengan peralatan menyelam. Jarak 30 meter dari pinggir pantai berhasil ia lewati. Ia pun menyelam ke dasar laut menggunakan peralatan menyelam yang telah ia sewa sebelumnya. Sebuah peristiwa menarik terjadi dan tanpa disangka ia menemukan peti berisi emas dan berbagai perhiasan berharga lainnya yang memiliki nilai sangat tinggi. Pesan Moral Peta harta karun diibaratkan sebuah cita-cita atau tujuan hidup yang ingin kita capai, untuk itu mari catat cita-cita yang kita miliki dalam sebuah gambar agar mudah di lihat dan diwujukan. Keberhasilan dalam meraih cita-cita atau tujuan hidup adalah kombinasi dari Kepercayaan, Usaha, Kerja Keras, Ketekunan dan Sikap Pantang Menyerah, mari lengkapi diri kita dengan sikap-sikap ini. Sekian dulu sharingnya pada Kisah Inspiratif tentang Cita-Cita, semoga bermanfaat untuk Anda serta menjadi Inspirasi Anda dalam menggapai cita-cita. Jika bermanfaat dan Anda menemukan Inspirasi, silahkan dibagikan atau berikan komentar pada kolom yang telah tersedia pada bagian akhir postingan ini. Sumber Kisah Peta HartaKarun

Saatmenuliskan cerita yang berjudul "Menggapai Cita-Cita" dia berharap ceritanya kali ini bisa diterima di dunia, mengetik dengan lebih baik lagi. Saat menuliskan cerita itu, orang tuanya marah besar karena mereka tidak setuju dengan keinginannya sebagai penulis, orang tuanya menginginkan anak itu sebagai pegawai negeri.

CERITA PENDEK Menggapai Cita-citaNuri adalah seorang remaja berusia 11 tahun yang mempunyai cita-cita yang sangat tinggi EFFENDI , SirihPujisyukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.. Atas rahmatdan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku bacaan fiksi yang berjudul "Menggapai Cita-cita" ini ditujukankepada siswa SD, khususnya kelas 4, 5, dan 6. Tokoh utamanyaadalah “Nuri”, seorang siswa kelas 6 SD. Latar cerita ini diSurabaya, Jawa Timur. Buku ini terdiri atas beberapa bagian cerita yang saling di dalam buku ini menggambarkan pengalaman hidupsehari-hari sang tokoh utama yang menggambarkan kegigihan,kemandirian, kerja keras, cinta lingkungan, saling menghargai,toleransi, dan kerja sama. Bacaan ini mengajarkan pendidikan karakter, membudayakangerakan literasi, dan pembiasaan kecakapan abad 21 yang wajibdimiliki oleh siswa untuk menjadi generasi emas Indonesia. Harapan penulis, semoga buku ini memberikan manfaat bagipembaca, khususnya siswa SD di seluruh Indonesia. SelamatMembaca. Surabaya, Oktober 2021 Effendi, anak yang berbakti kepada orang tua adalah anak yang mandiri juga sangatlah penting. Itu akan mengantarkan kalian menjadi anak yang di Pagi HariDipagi hari yang cerah Nuri membuka pintu jendela rumahnya, ia melihat beberapa burung yang sedang berkicau , ia pun termenung dan berpikir bagaimana nasibnya masa depan nanti “apakah aku nantinya bisa menjadi orang yang sukses” tanyanya dalam hati , dan aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dengan kerja kerasku sendiri. Tiba-tiba ibunya memanggil, Nuri...? iya Bu...! kenapa kamu termenung Nak , ada apa...,tidak ada apa-apa Bu, kalau begitu kamu bisa bantu Ibu. Setelah membantu Ibunya Nuri termenung kembali untuk kedua kalinya “Pokoknya aku harus menjadi orang yang sukses” katanya dalam hati. Matahari mulai terbit, jam sudah menunjukkan pukul 0700 wib. Nuri mulai menyandangkan tas dan memakai sepatu dengan terburu-buru untuk pergi kesekolah dan ia pamit kepada kedua orang tuanya sambil mencium tangan Ibu dan Dalam perjalanan ia bertemu dengan temannya, lalu iabertanya kepada temannya yang bernama Edo,Nuri “Do apakah kamu memiliki cita-cita ?”Edo Ya saya memiliki cita-cita yaitu ingin menjadi pengusahayang hebat, ”kalau cita-citamu ingin menjadi apa”,kalau aku ingin menjadi.....!!!Nuri pun terdiam dan tersenyum’ , Kok...! kamu diam saja Nur...!!Ooo gak apa-apa Do” jadi, cita-citamu ingin menjadi apa “kalauaku ingin membahagiakan kedua orang tuaku, begitu ya...?.Nuri terus berjalan dengan kebinggungan. Sampai disekolah Nurimerasa ada yang kurang karena tiada sahabatnya yang datang Bel masuk pun telah dibunyikan, semua siswa berbarisdilapangan untuk mendengarkan informasi yang disampaikanoleh guru pada setiap paginya. Setelah berbaris , Nuri masukkekelasnya. Didalam kelas tiba-tiba temanya memanggil“Nur...Nur...!!! siap pr matematika..? Ooo... Pr matematika, kalauaku sudah siap “Kalau kamu “ kalo aku....sih belum siap. ”Nurbolehkah aku pinjam buku matematikamu” Tanya sih,tapi....? ada syaratnya “apaan tu!! ”.Syaratnya mudah kok kamuharus menjawab pertanyaanku, yang pertanyaan nya “apakahkamu memiliki cita-cita”, ya aku memiliki cita-cita ingin menjadiDokter kata No.”Kenapa kamu ingin menjadi dokter!!”Tanya Nuri, yak arenaaku ingin menolong orang-orang yang sakit dikampungku “Emang nya dikampungmu diserang wabah penyakit apa...??”.Wabah penyakit Corona Covid 19, saat ini banyak orang-orangyang sakit belum terobati “ kalo begitu harus cepat-cepatdicegah wabah penyakitnya”. Iya sih tapi...? belum ada solusinya,saya pun ikut perihatin atas musibah yang menimpakampungmu. Terlalu asyiknya berbicara, guru pun masukkedalam kelas, masing-masing siswa kembali kebangkunya. Belajar mengajar pun dimulai, asyik-asyiknya belajar, bel punberbunyi kini saatnya jam istirahat. Pada saat istirahat Nuri membawa teman-temannya untukpergi ke kantin dengan bersama-sama. Sampainya dikantin Nurimerasa kehilangan uang, lalu ia berkata kepada temannya “Rereuangku hilang” lalu bagaimana kata Rere. “Begini saja sebaiknyakamu Nur pakai saja uang ku untuk jajan” kata Rere“terimakasih Re kamu telah menolongku , nanti kalau aku adauang akan ku ganti uang mu” kata Nuri. Nggak usah Nur akuikhlas kok menolongmu. “Terimakasih ya...! Re ”kata Nuri. Bel masuk telah berbunyi, Nuri dan teman-temannya masukke kelas untuk melanjutkan pelajaran pun telah berlalu, saat nya waktu pulang tidak lupa akan tugas piketnya, pada saat membersihkankelas ia melihat seekor burung kecil yang berusaha untuk bisaterbang walau pun ia masih kecil , seperti itulah hidupku yangingin meraih cita-citaku agar aku menjadi orang yang suksestanyanya dalam hati. Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatudipikiranya yaitu, setelah pulang nanti ia harus menolong Ibunyadalam pekerjaan rumah ,karena membantu Ibu itu adalah tugasnya sehari-hari. Tiba dirumah Ia meletakkan sepatu dan tasnyapada tempatnya. “Assalammualaikum” Bu...??, sambil mencium tanganIbunya, “waalaikumsalam” jawab Ibu. “Bu bolehkah akubertanya kepada Ibu” Tanya Nuri, boleh mau tanya tentang Bu apakah Ibu memiliki cita-cita..? ya ibu memiliki cita-cita ingin menjadi guru , tetapi sekarang Ibu sudah tua , udahnggak punya kekuatan dan Ibu sekarang hanya bisa berharapkepada anak-anak Ibu agar bisa terwujud cita-citanya. Maka dariitu kamu harus rajin rajin belajar ,sholat dan berdo’a kepadaAllah swt dan janganlah kamu mundur dalam menuntut Allah, Bu akan Nuri pegang kata-kata Ibu ingin terwujudnyaa cita-citanya dan kebahagiaankedua orang tuanya. Kini saat nya Ia menunjukkankemampuannya dalam belajar. Dengan kata-kata yangdilontarkan Ibunya tadi Nuri menjadi semangat untukmelakukan apa yang dikatakan Ibunya. Cita-cita Nuri inginmenjadi seorang guru yang bijaksana dan ramah kepadamuridnya ,demi cita-citanya ia pun menggalami banyakperubahan dan menjadi aktif dalam belajar. Dengan demikian iaselalu giat belajar, berdo’a,dan berusaha karena tanpa do’a danberusaha tidak akan terwujudnya suatu cita-cita dari itu raihlah cita-citamu setinggi langit dengan berdo’adan kerja keras. “Gantungkanlah Cita-citamu setinggi langit, Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.”Sekolahku di rumahD Di rumah ku sekolah' mungkin hal itu yang terpikirkan saat ini, saat dimana sekolah dilakukan dari jarak jauh tanpa bertatap muka, bertemu guru dan teman hanya melalui layar ponsel atau laptop. Hari itu aku merasa benar benar sedih dan bertanya Tanya, mengapa hal ini terjadi, mengapa aku tidak bisa belajar di sekolah, bahkan aku mengira bahwa ini hanya sementara tetapi aku menyadari bahwa hal tersebut terjadi hampir setahun. Aku seorang murid kelas 6 SD, yang memiliki keinginan bersekolah offline luring, teman teman yang lain pasti begitu, tetapi dengan situasi dan kondisi yang ada, kita tidak ditakdirkan untuk bertemu sementara waktu. Aku jelas merasa sedih bahkan saat mengikuti pelajaran melalui daring aku pun merasa tidak sebahagia saat mengikuti pelajaran di sekolah, pasti kau juga kan? Ya, aku yakin begitu. Aku seorang anak dari keluarga sederhana yang hidup apa adanya, saat sekolah dilakukan melalui daring aku merasa sudah menyusahkan orang tuaku, karena orang tuaku harus menyisihkan uangnya untuk membeli paket ayahku beliau yang bekerja banting tulang untukkeluarga, dia seorang buruh yang hanya masuk kerja satu bulan13 hari dengan begitu gaji yang didapat pun tidak seberapa,bahkan bisa dibilang kurang untuk kehidupan selama satubulan, ibuku hanya ibu rumah tangga, dan aku memiliki 1 adikyang masih duduk di bangku sekolah dasar. Sehingga ayahkumemiliki tanggungan untuk menyekolahkan kedua anaknya."Yah, paketanku habis. Besok aku ada kelas dan adik juga adakelas, bagaimana yah? Apa ayah ada uang?" Ucapku pelan,bahkan aku tidak berani untuk mengatakannya tetapi, akusangat butuh hari itu. "Besok ya? Ayah masih belum ada uanghari ini, tetapi ayah usahakan besok ada uang untuk belipaketan" ucapnya. Ada perasaan sedih di matanya. Ayah selalumengatakan bahwa ia belum bisa menjadih ayah yang baik bagikedua anaknya, tetapi bagi kami ayahku adalah ayah yangterbaik, jika ayah mengatakan hal itu aku selalu menggodanya"Kalau ada penghargaan ayah terbaik, pasti ayah menang tanpamelakukan apapun, kampanye kalau istilah politiknya." Jika akumengatakan itu, ayah selalu tersenyum tetapi matanya tetapmengeluarkan air saat menteri pendidikan mengeluarkan pengumumanbahwa 'Pembelajaran dari rumah diperpanjang hingga akhir2021.' Kami sekeluarga jelas dibuat bingung dengan keputusanyang dikeluarkan, kami juga bingung bagaimana untukmengatur keuangan di saat pengeluaran lebih banyak daripendapatan, saat aku melihat ayah dan ibuku aku melihatsegunung kebingungan di mata mereka. Meskipun begitu, ayahselalu mengatakan bahwa ia mampu untuk membiayai sekolahdari rumah untukku dan adikku. Oleh karena itu, aku jugasemangat untuk bersekolah meskipun sekolah dari rumah, saatsekolah daring tidak banyak pelajaran yang dapat ku pahamidengan cepat dan baik, kadang aku merasa bingung dengantugas yang diberikan, bahkan ibuku juga kesusahan saatmembantu tugas adikku. Tugas setiap hari, semakin banyakmata pelajaran yang tidak dapat ku pahami dengan baik, sampaisampai aku sering menyalahkan keadaan, aku tahu bahwasemua ini sudah ada yang mengatur dan diatur dengan Bagaimana ya? Aku juga seorang manusia jadi, sedikitwajar manusia ini berpikir begitu hehehe... "Ah, lelah enak sekolah offline sajalah." ucapku setiap mendapatkantugas sekolah yang sulit dipahami. Namun, ibu selalumengatakan "Tidak apa apa, lelah adalah hal bagaimana caranya untuk maju dan tidak menyesalkarena kau lelah." Ketika ibu sudah mengatakan hal itu, akuterdiam dan berpikir, apakah aku bisa melanjutkannya? apa akuharus menyerah? Namun, di sisi lain ada semangat yang tumbuhsaat ibu mengatakan hal itu, "Aku harus melanjutkannya, adakeluarga yang harus ku bahagiakan, kau mendapatkan apa jikakau menyerah?" sebuah kata yang selalu ku tanyakan kepadadiriku saat aku merasa lelah dan hampir menyerah. Hujan derasturun, membuat sendu malam hariku, ayahku yang pulang larutmalam dengan raut wajah sedih, sesampainya di rumah ibulangsung bertanya, "Mas, ada apa? Mengapa terlihat sedihsekali?" "Iya yah, ada apa? tidak biasanya ayah seperti ini."sahutku yang juga mengkhawatirkan keadaan ayah. "Tidak apa-apa ayah hanya mendapat kabar sedih." jawab ayah dengan aku beserta ibuku kaget dan bertanya-tanya ada apa, adakabar sedih apa, semuanya bingung. Hingga ayah melanjutkanceritanya "Ayah, dirumahkan." Tidak butuh waktu lama, aku danibuku kaget dan saling menatap seolah tak percaya hal initerjadi, namun saat kami melihat ayah kamu melihat segudangkesedihan di matanya, raut wajahnya sangat menggambarkanbetapa sedihnya dia dengan dirinya."Maafkan Ayah..." ucapnya dengan mata yang berkaca sudah meneteskan air matanya dan tidak kuat untukberbicara lagi, "Ayah, tidak apa. Masih ada rezeki yang lain,besok kita cari lagi." ucapku. Sepatah kata dariku membuatsemua orang pecah dengan tangisnya, aku pun begitu. Tangiskami pecah beradu dengan kecewa, bingung, marah semuabercampur dengan hujan deras yang turun malam ini. Pagi hari,seperti biasa aku dan adikku sudah mandi dan memulai untukpembelajaran daring, hari ini aku melihat ayah untuk pertamakali di rumah satu hari lamanya, biasanya saat aku memulaipembelajaran ayah pun berangkat kerja. Namun, semuanyaberubah mulai kemarin malam, oke semuanya bersiap untukhari yang baru, ayah pun bergegas untuk mencari kerja yang lainwalaupun ia tahu bahwa sulit sekali mencari kerja di tengahkeadaan seperti ini, tetapi ayahku ayah yang luar biasa, iapantang menyerah dan aku pun harus menjadi seperti itu. Saatpembelajaran, aku menemukan banyak sekali kesulitan, sinyaldari Internet di ponselku tidak terbaca. Oleh karena itu, akubeserta ibu dan adikku pergi ke rumah tetangga untukmenumpang internet Wi-Fi, untung saja tetanggaku baik hatisehingga ia memperbolehkan aku dan adikku untuk bersekolahdari hal itu terjadi sangat sering, aku merasa tidakenak namun, ayah pun masih belum mendapat pekerjaan,sesusah itu mencari pekerjaan dan sesusah itu pembelajarandaring dari rumah. Malam datang kembali, sedih datang waktu itu datang menghantui, "Apa aku harusmenyerah?" Itu dia pertanyaan yang akhir akhir ini sering sajamuncul di pikiran, apalagi saat ayah dirumahkan olehperusahaannya. Aku merasa aku menambah beban ayah, akuberpikir bahwa lebih baik aku berhenti sekolah agar ayah hanyamembiayai adik sekolah, aku akan mencari pekerjaan untukmenambah biaya hidup keluarga dan aku bisa mengambil kejarpaket untuk lulusan SD ku. Namun, kembali lagi jawaban munculdari diriku "Ada keluarga yang harus ku bahagiakan." Hal itukembali memberikan semangat, dengan itu aku mulai bangkitsedikit demi sedikit, aku yakin bahwa hari esok sudah disiapkandengan baik. Jika aku menyerah hari ini, apakah hari esok lebihbaik? Bagaimana jika hari ini, penentu hari esok? Kalau begituaku akan menjalani hari ini dengan baik dengan begitu hariesokku mungkin bisa lebih pun datang, seperti biasa aku dan adikku memulaihari dengan pembelajaran daring, tugas sudah diberikan, tugasyang diberikan sangatlah membingungkan guruku tidakmenerangkan dan langsung memberikan pertanyaan, secaratidak langsung aku berpikir "Apa ini? Tugas macam apa? Akutidak bisa." Kembali aku menjadi orang yang paling tersiksa,itulah sisi jelek yang kumiliki, aku tidak bisa seoptimis ayahkudan aku tahu itu. Hingga akhirnya aku bisa menjawab semuasoal yang diberikan guruku, aku tersadar bahwa aku sebenarnyamampu, aku hanya tidak ingin mencoba dan keluar dari zonanyaman. Aku hanya suka di tempat yang sudah jelas dan tidakingin mencari hal yang baru sehingga aku seringkali berpikiruntuk menyerah menyerah dan menyerah. Ayah pun pulang danayah terlihat bahagia sekali, lalu ayah bercerita di ruang tamudengan suasana sore yang indah ditemani secangkir teh danpisang goreng menambah erat saja hubungan kami sebagaikeluarga."Ayah sudah mendapatkan pekerjaan, tetapi pekerjaannyahanya supir truk, gajinya pun cukup untuk kehidupan kita.""Syukurlah, ayah sudah dapat pekerjaan saja ibu sudah senang.""Iya ayah, selamat ya. Aku tahu kalau ayah bisamendapatkannya, ayah kan hebat." Ucapku dengan nadamenggoda "Iya, ayahnya siapa dulu..." "Ayahnya, Lala dong."Sahut Lala dari kamarnya. "Ayahnya, Nuri juga." Sahutku yangtidak mau kalah dengan Lala. Sontak satu rumah tertawaterbahak-bahak melihat aku dan adikku yang ramaimemperebutkan ayah. Hari itu adalah salah satu hari terbaikdalam hidupku, ketika semuanya jatuh ada saatnya akanbangun dan berlari. Hari demi hari dilalui oleh belajar belajar danbelajar online, hingga di titik ini aku tidak pernah lagi berpikiruntuk menyerah, karena aku sudah melihat betapa tangguhnyaayahku, aku ingin mencoba sepertinya. Aku melewati hari harisulit saat masa pandemi dengan belajar online di rumah, tapi halitu tidak membuatku jatuh hingga tak bangun sadar hal ini adalah sebuah tantangan untuk tetapsemangat meraih cita cita dalam keadaan apapun, ini masihawal dan belum ada apa apanya jika dibandingkan dengan yanglain. Aku harap pandemi ini segera usai dan kita bisa bertemukembali di sekolah dengan keadaan sehat dan bahagia. Samasama kita meraih cita cita meskipun keadaanmu dengankeadaanku berbeda. Cita cita bisa tercapai karena banyaknyausaha dan doa yang dilakukan, aku yakin kalian pasti bisajangan menyerah, kalau menyerah sementara saja jangan lamalama, banyak sekali lawanmu di luar sana yang lebih baikdarimu. Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi. CeritaGambar Kartun Tentang Menggapai Cita-Cita / Menggapai Cita Cita : Impian adalah nyawa yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini, memiliki impian akan membuat kita punya tujuan yang jelas yang pada. Cita-Citaku - Semua Halaman - Bobo. Cita-Cita Anak Bisa Tercapai dengan Adanya Peran Ayah. ii i - bsd.
MERAJUT IMPIAN, MENEPIS RINTANGAN, MENGGAPAI CITA-CITA, DAN MENGABDI UNTUK BANGSA Oleh Juliani* “Ilmu bagaikan api yang harus dinyalakan bukan bejana yang menunggu untuk diisi” Istilah tersebut sering kita dengar dalam kehidupan kita, Setiap dari kita pasti mempunyai impian, cita-cita dan harapan. Harapan yang tersembunyi dari relung hati dan jiwa kita akan menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu perubahan. Ketika saya masih kecil dulu saya juga mempunyai impian bahwa ketika dewasa kelak saya harus menjadi orang yang bermanfaat, berhasil dan dapat meraih apa yang saya cita-cita kan. Saya ingin berhasil dan sukses, bisa mandiri, membahagiakan kedua orang tua, adik-adik saya dan keluarga saya yang lainnya, dan juga bisa membantu orang lain. Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa saya bisa meraih cita-cita saya. Saya ingin memperlihatkan kepada orang tua saya, sahabat, dan orang lain bahwa sebenarnya kita bisa melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat di tengah- tengah keterbatasan hidup kita. Sejak kecil saya terbilang memiliki prestasi yang baik, mulai dari sekolah dasar SD, SMP, dan SMA hingga perguruan tinggi sekarang. Walaupun, prestasi yang saya raih hanya di dalam sekolah saja, seperti saya selalu mendapatkan rangking 5 besar setiap tahunnya dari kelas. Saya adalah orang yang biasa saja di bidang akademik dan tidak ada yang dibanggakan dari saya tapi disisi lain saya adalah seseorang yang mempunyai banyak impian seperti orang-orang sukses sekarang. Perjalanan hidup saya mulai berubah ketika saya menginjak SMA/SMK. Ketika itu saya masuk SMK Negeri I Panyabungan, sekolah ini mempunyai 4 kompetensi keahlian yaitu Administrasi perkantoran, Pemasaran, Akuntansi, dan Teknologi komputer dan jaringan TKJ. Pada waktu itu jurusan yang saya pilih adalah Akuntansi, saya memilih sekolah tersebut karena saya tidak berkeinginan lagi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti saat sekarang disebut dengan kuliah, karena sebagian orang banyak yang bilang apabila kita tamat dari sekolah SMK kita bisa langsung melamar pekerjaan tanpa harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi alias siap kerja. Padahal, di lubuk hati saya yang paling dalam saya ingin kuliah, meraih cita-cita saya dan saya ingin bekerja disalah satu instansi pemerintahan/ kantoran kalau bisa lebih tinggi lagi menjadi Dosen. Tapi melihat kondisi orang tua dan adik-adik saya yang masih ingin menempuh pendidikan - saya adalah anak pertama dari 7 bersaudara dalam keluarga - akhirnya saya mengurungkan niat tersebut. Seiring berjalannya waktu, di sekolah inilah saya mulai bermimpi dan bercita-cita. Saya melihat guru-guru saya dimana setiap paginya berpakaian rapi, cantik dan terlintas di pikiran saya “Kapan saya bisa seperti mereka?”, karena cita-cita saya ingin bekerja di salah satu instansi pemerintahan dan ingin berpakaian rapi seperti mereka dan pastinya untuk meraih profesi tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan karena harus butuh kerja keras dan usaha yang kuat. Di SMK Negeri I Panyabungan saya mendapatkan teman-teman yang begitu beragam yang berasal dari daerah yang berbeda-beda bahkan yang satu daerah pun sama kita tidak saya jumpai di kelas. Saya memiliki guru yang juga selalu memberikan motivasi dan inspirasi untuk menatap ke depan. Guru saya selalu mengatakan bahwa “jika ada kemauan pasti ada jalan”. Saya mempercayai hal itu bahwa suatu saat saya akan melakukan sesuatu yang baru. Di sekolah itu, saya mulai bergaul dengan teman-teman jurusan yang lain dan sering mendengar pengalaman mereka yang ingin melanjutkan studinya di universitas yang terkenal di Indonesia karena mereka mempunyai orangtua yang bekerja dan bertugas. Selain itu juga karena ayah mereka ada yang menjadi pengusaha. Teman saya selalu bercerita tentang bagaimana kuliah di Universitas yang terkenal dan sehingga banyak orang peminatnya untuk kuliah disitu. Dari cerita mereka tersebut telah memotivasi saya ingin melihat bagaimana kehidupan di luar sana. Saya bermimpi bahwa suatu saat saya juga bisa seperti teman-teman saya untuk kuliah disalah satu kampus yang terkenal. Sejak masuk SMA/SMK, saya mulai rajin dan lebih giat lagi belajar karena saya bercita-cita ingin kuliah/masuk USU Universitas Sumatera Utara yang merupakan kampus terbesar di wilayah Sumatera Utara, menurut informasi yang saya dengar dari kakak kelas bahwa setiap tahunnya ada beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada orang yang memiliki tingkat berpenghasilan rendah dan diberikan kesempatan untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Hmm, karena saya merasa orang yang cukup pintar dan berpretasi di sekolah, saya mencoba program beasiswa tersebut. Saya ingin bahwa orang seperti saya yang mempunyai tingkat penghasilan rendah bisa berbuat sesuatu dan tidak hanya orang yang memiliki ekonomi golongan atas saja yang bisa mencapainya. USU adalah salah satu Universitas kebanggaan bagi setiap orang begitu juga dengan Universitas lainnya seperti UI, UGM, IPB, ITB dan lainnya yang cukup terkenal di Indonesia. Sebagai orang Sumatera saya sangat bangga apabila bisa diterima di USU karena Universitas ini sudah terkenal di mana-mana dan juga merupakan salah satu Universitas terbesar di wilayah Sumatera. Alhamdulilah, puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikannya kepada saya. Impian saya menjadi kenyataan bahwa pada akhirnya saya bisa diterima di USU melalui tes SMBPTN melalui program beasisiswa yaitu BIDIKIMISI. Saya sangat bersyukur atas hal tersebut karena beasiswa yang saya dapatkan menjamin masa study kita sampai selesai. Tetapi perjuangan belum selesai perjalanan masih panjang buat saya untuk menggapai impian-impian yang masih terpendam. Saya ingin bisa memberikan yang terbaik karena saya sudah diterima di USU. Saya bisa diterima di USU juga karena doa orang tua yang telah mengorbankan segalanya demi langkah anaknya dalam meniti pendidikan yang lebih baik. Apa yang mereka inginkan hanyalah kehidupan kita sebagai anaknya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, masuk ke USU adalah bakti saya kepada orang tua yang telah membesarkan saya sampai sekarang ini. Jadi, janganlah kita mengatakan sesuatu yang tidak mungkin yang kita dapat dan pada akhirnya kita mendapatkannya, semangatlah untuk hidup, raihlah cita-citamu dan bermimpilah setinggi bintang dilangit. Oleh karena itu tetaplah berharap, karena seorang muslim tidak akan pernah berhenti mengharap. Dalam setiap amal ibadahnya, ia selalu mengharapkan kasih sayang dan rahmat Tuhannya. Dalam setiap gerak kehidupannya,ia selalu menancapkan tujuan dan cita-cita untuk kebaikan dan kehidupannya. Dan jika harapan pernah terputus, maka sambunglah kembali. Bukankah simpul sambungan akan menjadikan tali semakin kuat? Hidup adalah indah bila kita dapat menerima hidup sebagai kesempatan. Di mana pun kita, apapun yang dihadapi, ambil keputusan untuk menikmati keindahan itu setiap hari. Dan saat anda mengambil pilihan ini dunia di sekeliling pun akan menjadi lebih baik. Semua berawal dari Impian dan indah pada waktunya hiduplah dengan mempunyai impian dan harapan bukan hidup dalam mimpi”. Singkat cerita, selama saya kuliah di USU saya mencoba untuk belajar lebih giat lagi. Sehari-hari saya banyak melakukan kegiatan di Perpustakaan. Di USU, saya ditempa bagaikan air yang mengalir yang tiada henti-hentinya karena USU memberikan banyak kesempatan kepada saya untuk menggali bakat dan potensi diri saya. Berbagai fasilitas disediakan antara lain ruang akademik terbuka begitu luas dan berbagai kegiatan seminar, diskusi, dan simposium nasional gratis sering dilaksanakan. Saya merasa mendapatkan banyak pelajaran, inspirasi, dan ilmu baru ketika mengikuti acara seminar maupun simposium nasional yang mendatangkan tokoh-tokoh nasional, praktisi dan ilmuwan dari luar ruang lingkup USU. USU-lah yang membentuk karakter dan jati diri saya yang selama ini saya tidak tau apa-apa dan banyak pembelajaran yang saya dapatkan selama menjadi mahasiswa USU. Bekal inilah yang membuat saya mampu untuk bisa menepaki setiap jalan- jalan kehidupan akademik. Semua itu dapat berangkat dari visi dan misi kita yang murni dan tulus untuk membangun harapan dan masa depan yang indah. Kesempatan ini adalah suatu yang luar biasa bagi saya karena saya hanya berasal dari keluarga yang tidak mampu dan pada akhirnya bisa kuliah dikampus yang cukup terkenal di Indonesia. Saya terharu dan bersyukur karena saya adalah orang tidak mampu dari segi ekonomi tetapi dengan kesempatan yang diberikan sang pencipta kepada saya mudah-mudahan saya bisa melaksanakanya lebih baik lagi dan dapat mengemban tugas bangsa nantinya setelah saya sudah menyelesaikan studi saya dan juga bisa melakukan sesuatu dan berbuat untuk bangsanya. Amin. Saya bisa karena saya bisa bermimpi dan bercita-cita. Impian yang menggerakkan saya untuk bertindak dan berbuat. Saya dapat mengubah cara hidup dan pikiran saya karena saya memiliki impian. Meskipun kita memiliki keterbatasan dan kekurangan tetapi akan ada sercerah harapan. Pelita yang akan menerangi setiap jalan-jalan saya karena ada harapan yang ingin saya raih. Impian adalah semangatku untuk berbuat sesuatu. Teman saya pernah mengatakan kepada saya, “Jangan pernah berhenti melangkah pada hari ini karena jika kamu berhenti melangkah pada hari ini kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok”. Saya juga tidak berhenti untuk bermimpi karena dengan bermimpi saya masih punya keyakinan dan harapan untuk menatap hari esok dengan kebahagiaan dan kemenangan. Saya ingin menatap seperti anak kecil yang menatap masa depannya dengan kejujuran dan ketulusan. Saya ingin menatap masa depan bangsa saya menjadi bangsa yang luar biasa karena generasi mudanya juga luar biasa untuk mengabdi. Ada banyak orang berprestasi tetapi sedikit sekali yang mau mengabdi dan menjadi sukarelawan bagi bangsa dan negaranya. Saya datang untuk berbakti pada bangsa dan negara. Pelita itu tidak akan pernah padam selama generasi muda bangsa memiliki harapan, impian, dan cita-cita untuk membangun negeri. Oleh karena itu keyakinan dan semangat pantang menyerah dapat mengatasi rintangan dan keterbatasan yang ada. Bagi saya impian dan harapan adalah awal dari kehidupan untuk menggapai cita-cita bagai bintang yang ingin diraih meskipun itu terasa sulit tetapi proses adalah suatu anugerah yang akan membentuk saya menjadi orang yang ingin terus berjuang. Kini, apa yang saya rasakan bahwa menggapai impian dan harapan bukanlah hal yang mustahil lagi. USU-lah pelita jalan saya yang menuntun saya ke jalan yang harus saya lalui meskipun jalan itu terjal, sempit, dan berduri namun dengan segenap keterbatasan saya, saya yakin bahwa saya bisa melaluinya.
Mimpi impian, cita-cita. Ketika ditanya soal hal ini, kebanyakan orang terdiam dan tidak dapat menjawab pertanyaan: "Apa cita-citamu?". Jika kamu salah satunya, maka belum terlambat untuk

Halo! Salam kenal! Namaku Ni Made Diandra Kalila, biasanya dipanggil Diandra atau Dee. Aku adalah bagian dari departemen Daring di ekstrakulikuler PIDAS 81. Seperti judulnya, di post kali ini aku mau bercerita tentang cita-cita dan mimpi-mimpiku. Kalau mimpi bisa dihitung, dari kecil sampai sekarang sepertinya aku sudah menimbun begitu banyak mimpi, mulai dari yang kecil dan sebenarnya gak bakal terwujud juga seperti “mau sekolah di Hogwarts” sampai mimpi-mimpi besar yang ambisius kayak “mau jadi diplomat!” Selama ini, sudah begitu banyak mimpi-mimpi yang gak berhasil terwujud seperti gagal nonton One Direction waktu mereka datang ke Indonesia tapi banyak juga yang mimpi-mimpi yang jadi kenyataan, salah satunya adalah bisa menjadi bagian dari SMAN 81 Jakarta, cia. Through the years, setiap ditanya “cita-cita kamu apa?” atau “kalau udah besar mau jadi apa?” dengan bangganya aku akan jawab, “gaktau!” Bukan karena aku gakpunya tujuan atau cita-cita, tapi karena males aja gitu membicarakan sesuatu yang belum pasti. Tapi, semua itu berubah saat aku memasuki kelas sembilan. Saat itu, semua orang sangat di push untuk memiliki tujuan atau mimpi masing-masing. Waktu semua temanku sudah dengan bangga menuliskan cita-citanya, aku masih cengo aja mikirin masa depan yang masih blurry. Akhirnya, aku pun mencoba buat berkonsultasi dengan orang tua. Lewat percakapan panjang selama kurang lebih dua jam yang diselingi secangkir teh dan sepiring pisang goreng, aku menarik konklusi bahwa di masa depan nanti aku mau bekerja dengan manusia, bukan dengan alam atau mesin. Profesi diplomat akhirnya menjadi pilihan utamaku. Lalu, kami mulai membicarakan rencana ku untuk menggapai pekerjaan itu, dari percakapan itu, tumbuh lah mimpi-mimpi baru, yaitu bisa masuk SMAN 81 Jakarta walau at that time sounds super impossible, karena domisili di Bekasi dan aku gak pinter-pinter amat dan bisa masuk jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia lewat jalur undangan. Untuk sekarang, satu mimpi sudah berhasil tercapai, dan tiga tahun aku bersekolah di SMAN 81 ini bakal aku maksimalkan sebaik mungkin untuk mencapai mimpi selanjutnya! Nah, karena cita-citaku adalah menjadi seorang diplomat, aku sadar bahwa aku butuh pengalaman berorganisasi sebanyak mungkin dan aku juga harus mengasah kemampuan bersosialisasi dan berbahasa. Dulu di SMP dua hal itu aku salurkan dengan menjadi pengurus inti OSIS dan ikut ekstrakulikuler mading. Kalau di SMA ini, aku memilih untuk melatih kemampuan tersebut lewat ekstrakulikuler PIDAS! Sebelum masuk SMAN 81 sebenarnya aku sudah mulai memikirkan masa-masa SMA bakal kayak gimana, bakal ketemu teman baru yang kayak gimana, ya? Bakal ketemu guru yang ngeselin bin ngeribetin gak ya? Bakal ikut OSIS gak ya? Bakal ikut ekstrakulikuler apa ya? Untuk pertanyaan yang terakhir ini aku sering nanya-nanya ke kakakku yang alumni 81, dia dulu sih ikutnya sigma atau KIR, tapi kayaknya gak cocok buat aku yang ketemu soal fisika dikit aja rasanya mau kabur. Akhirnya kakakku menyarankan ekskul PIDAS, menurut dia ekskul ini adalah salah satu ekskul paling aktif dan keren terutama jas merahnya. Setelah ngestalk instagram dan official linenya, aku terpesona cia dan merasa bahwa ekskul ini bakal sangat tepat untuk melengkapi masa-masa SMA ku. “Where do you see yourself in five or ten years?” Hopefully, sudah menjadi sarjana, sudah bekerja di kedutaan besar di Indonesia di Belgia atau somewhere around that area, sudah punya rumah di Finlandia padahal maunya kerja di Belgia hehe, bebas yang dekat dengan alam, menjadi wanita mandiri yang gak bergantung ke siapa-siapa, sudah pernah nonton konsernya Beyonce atau Bruno Mars at least once, punya anjing Shiba Inu kurang lebih lima, punya bisnis hotel/villa di Indonesia, bisa belanja barang tanpa melihat price tag –nya, suda berhasil mengajak sekeluarga buat dinner di restorannya Gordon Ramsay yang mendapatkan tiga michellin stars dan yang paling penting, bahagia.

Contohnya apabila memiliki hobi dibidang seni seperti melukis, menggambar, fotografi, dan yang lain sebagainya. Bisa jadi hal itu merupakan cikal bakal munculnya sebuah cita-cita yang selama ini sudah muncul di dalam diri, dan perlu dikembangkan di kemudian hari. 2. Kompetensi Diri.

Meskiada sebagian teman yang meremehkan cita-citanya yang terlalu tinggi, tapi tak menyurutkan semangat Shaila untuk menggapai cita-citanya. Dia benar-benar ingin membuktikan bahwa orang miskin pun mampu bersekolah tinggi dan kelak bisa menjadi dokter. Namun dalam liku perjalanannya menggapai mimpi, Shaila terjebak keadaan yang serbasulit.

CeritaMenggapai Cita-cita. Majalah Suara Pendidikan Oktober 30, 2020. Judul : Serial Arza Si Pendongeng Cilik. Penulis : Umi Latifah, M.Pd. Penerbit : Goresan Pena. Tahun Terbit : 2020. ISBN : -4. Halaman : x + 56 hlm. Dunia anak menjadi dunia yang seru untuk dijelajahi.
Jakarta Karya seni pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB) Mandiri Putra, Karanganyar, Jawa Tengah menjadi salah satu suvenir resmi ASEAN Para Games, Solo. Hasil kreasi pelajar menjadi satu-satunya SLB yang dipilih panitia Indonesia National Paralympic Organization Committee (INASPOC) menjadi suvenir resmi pesta olahraga disabilitas Asia Tenggara itu. Hobisaya waktu kecil adalah membuat cerita bergambar yang saya nikmati sendiri hehe Mungkin kalau anak zaman sekarang hasil karyanya lebih mudah di publish dan dikenal karena sudah ada fasilitas pendukungnya, selain itu saya juga senang membuat vinyet, yang seusia saya pasti tau apa itu vinyet.
Sumberilustrasi: Unsplash. Meraih Cita-cita. Karya Siti Rusmini. Di suatu Desa terpencil hiduplah sebuah keluarga yang sangat sederhana. Keluarga tersebut dikepalai oleh Pak Rapi'i, keluarga yang beranggotakan lima orang anak dan satu orang istri yang sangat baik yaitu bernama Ayumah.

Meskimemiliki keterbatasan fisik, kondisi tersebut tak menghambat Aulia menggapai cita-cita dan pendidikan setinggi mungkin. Aulia merupakan salah satu mahasiswa yang baru saja diterima masuk UGM pada Tahun Ajaran 2022/2023. Perjuangannya menjalani pendidikan dari tingkat dasar hingga UGM bukan hal mudah.

Cita Cinta, dan Cerita di Langit Sukamaju oleh: Rizki Fitriana Menggapai Cita Setinggi Langit Legok Sukamaju oleh: Lukman Hakim, et al. Terbitan: (2019) Menggapai cita setinggi langit Legok Sukamaju oleh: Epi Rahayu..et.al
Meskimemiliki keterbatasan fisik, kondisi tersebut tak menghambat Aulia menggapai cita-cita dan pendidikan setinggi mungkin. naik sepeda karena enggak bisa gowes ya pakai kaki aja," cerita
MENGGAPAI CITA - CITA" Ada seorang anak yang tinggal di desa, anak itu bernama Anto. Anto hidup di keluarga yang kurang mampu. Ia sedang duduk di bangku kelas 3 disebuah SMA di desanya. Anto adalah siswa yang cukup pandai di sekolahnya. Dan selalu mendapat rangking 3 besar. Anto merupakan siswa yang baik, mudah bergaul, dan ramah kepada siapapun.

2 Dengan memahami cerita Gambar Profesi, siswa dapat menjelaskan pentingnya memiliki cita-cita dengan tepat. 3. Dengan berdiskusi, siswa dapat menuliskan cara menggapai cita-cita mereka dengan penuh tanggung jawab B. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

akhirnyaaku bisa menggapai cita-citaku. impian yang aku dambakan,sudah tercapai. berharap untuk menjadi seorang dokter,,,, itulah tujuanku menggapai cita-cita.. saat aku sudah mendapatkannya Aku orang tuaku.. Dengan cita-citaku menjadi seorang dokter. tujuankita hidup. Menggapai cita-cita atau membangun rumah tangga yang bahagia merupakan tujuan yang umum untuk semua orang. 40+ Puisi Kehidupan Penuh Makna dan Harapan Penyemangat Hidup Puisi idul adha qurban yang yang dipublikasikan puisi dan kata bijak ada beberapa judul yang tentunya menceritakan dan membahas tentang hari raya idul adha. Dengancerita bergambar (komik), juga bukan gambar ilustrasi dalam buku cerita. Sekolah, karena cinta terpilih untuk mewakili lomba menari tradisional tingkat fls2n di sekolah, kata. Kedepannya cita cita kakak adalah membuat kumpulan dongeng pendek binatang dan . NBa1hl.